Maknai Kehidupan: Rektor UIN SUNA Lhokseumawe Ungkap Filosofi Empat Air
www.uinsuna.ac.id - Aula Abu Syekh H. Ibrahim di Komplek Yayasan Malikussaleh, Aceh Utara, dipenuhi suasana khidmat pada Selasa, 9 September 2025. Sebanyak 38 mahasantri Ma'had 'Aly Malikussaleh diwisuda. Acara sakral ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk perwakilan dari Kemenag Aceh Utara, Dinas Pendidikan Dayah Aceh Utara, ketua yayasan Ma'had 'Aly Se-Aceh, serta pimpinan forum Muspika Tanah Jambo Aye.
Momen puncak acara diisi oleh orasi ilmiah yang menyentuh hati dari Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M. Ag. Dalam orasi yang bertajuk "Empat Air Makna Kehidupan", Prof. Danial mengajak para wisudawan dan hadirin untuk merenungi hakikat keberadaan manusia yang tidak bisa dilepaskan dari peran empat air esensial. Orasi ini melampaui batas ilmu anatomi, di mana 50-70% tubuh manusia terdiri dari air, dan menapaki ranah filosofis yang lebih dalam.
Prof. Danial mengawali orasi dengan makna air ketuban. Ia menjabarkannya bukan sekadar cairan, melainkan wadah doa tulus seorang ibu. "Bukan hanya sekadar air," ujar Prof. Danial, "tapi bersamanya mengalir doa ibu yang tak berbentuk kata, melainkan cairan yang ditumpahkan untuk melahirkan kita."
Ia menekankan bahwa bahkan ketika seorang anak bersikap kasar atau melukai hati ibunya, dengan penuh ketulusan, sang ibu tetap melantunkan doa-doa kebaikan dan kelembutan. Air ketuban adalah simbol cinta tanpa syarat yang menjadi fondasi awal kehidupan manusia.
Selanjutnya, ia membahas air susu. Menurut Prof. Danial, kecanggihan teknologi nutrisi tidak akan pernah bisa menandingi kehebatan nutrisi air susu ibu. "Air susu ibu adalah bentuk kasih sayang seorang ibu, nyawanya sekalipun akan dipertaruhkan untuk anaknya," jelasnya.
Air susu yang mengalir dan menjadi darah serta tulang, adalah lambang kasih sayang yang memberi kekuatan dan menjadi pelajaran penting bagi manusia. Kenyamanan yang diberikan ibu semestinya menjadi cerminan bagi kita untuk menebar kenyamanan serupa, baik untuk diri sendiri, lingkungan, maupun seluruh makhluk hidup di sekitar kita.
Orasi kemudian menyentuh air keringat. Prof. Danial mengartikan keringat sebagai hasil dari perjuangan mencari nafkah, sebuah filosofi tentang memberi tanpa pamrih. Keringat yang keluar dari ayah dan ibu saat membesarkan, menafkahi, dan membiayai segala kebutuhan anak adalah bukti nyata dari pengorbanan yang tulus dan tidak pernah menuntut balasan. Ini adalah pelajaran tentang pengorbanan, kerja keras, dan keikhlasan yang membentuk karakter tangguh.
Puncak orasi ditutup dengan makna air mata saat berdoa. Air mata ini, menurut Prof. Danial, adalah ekspresi ketulusan cinta yang paling dalam, yang mengalir saat doa kebahagiaan dunia dan akhirat untuk anak dipanjatkan. Air mata ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata keikhlasan dan harapan yang tak terhingga.
"Ingatlah, karena empat air ini mengandung energi spiritual, emosional, sekaligus intelektual," pungkas Prof. Danial. "Empat air ini memberikan makna bukan hanya tentang perjuangan, tetapi juga tentang keamanan, kenyamanan, dan kebahagiaan untuk diri sendiri, orang lain, dan seluruh makhluk Allah yang ada di sekitar kita."
Orasi ilmiah ini menjadi bekal berharga bagi 38 wisudawan Ma'had 'Aly Malikussaleh. Pesan-pesan yang sarat makna ini diharapkan dapat menjadi kompas moral bagi para lulusan dalam mengarungi kehidupan dan mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapatkan. (AM)