MQK Internasional : Berpijak pada Tradisi Intelektual Masa Silam untuk Membangun Peradaban Masa Depan
Oleh: Prof. Dr. Danial, M.Ag | Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe
Dalam sambutan pembukaan MQK internasional, menteri agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA mengingatkan bahwa MQK bukan sekedar membaca dalam makna harfiah, melainkan mengkaji dg penuh konsentrasi dan kontemplasi. Konsentrasi terkait dengan penggalian potensi intelektualitas, sedangkan kontemplasi berhubungan dengan aliran energi spiritualitas. Kedua aspek ini merupakan kesepasangan energi yang mampu melahirkan peradaban manusia yang seimbang antara pikir dan zikir, jasmani dan rohani, serta akal dan hati. Spiritualitas yang mengandung kekuatan Zikir, energi Ruhani dan hati nurani sangat dibutuhkan di era kehidupan yang sarat dengan hedonisme dan materialisme.
MQK menjadi stimulus untuk membangun peradaban melalui tradisi intelektual masa silam sebagai akar untuk menjulangkan peradaban masa depan. Dalam berbagai kitab turas yang dihasilkan ulama terdahulu tidak hanya menyimpan khasanah keilmuan (konsentrasi)yang luas dan dalam, tetapi juga mengandung kekuatan ilahiyyah atau spiritual (kontemplasi) yang kokoh. Hal ini mengandung makna bahwa ilmu pada hakikatnya seperti kata AlGhazali adalah ibadah hati bukan aktivitas otak semata. Karena itulah, maka MQK merupakan panggilan untuk mengajak menggali khasanah masa silam guna membangun dan memperkaya peradaban masa depan.
Wallahu A'lam.